KESEHATAN

Tim Penggerak PKK Di Sampang Jadi Pionir Pencegahan Kasus Stunting sejak Dini

51
×

Tim Penggerak PKK Di Sampang Jadi Pionir Pencegahan Kasus Stunting sejak Dini

Sebarkan artikel ini
Fani Abdullah Hidayat, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sampang saat acara review stunting di Kecamatan Torjun.

petajatim.co, Sampang – Wakil Ketua Tim Pembina Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sampang, Fani Abdullah Hidayat membuka kegiatan review stunting yang dilaksanakan di Kecamatan Torjun melaksanakan kegiatan Review Stunting di Kecamatan Torjun, Kamis (13/2/2020).

Fani Abdullah Hidayat menyampaikan,  tujuan dilaksanakan kegiatan review stunting di setiap tim penggerak PKK Kecamatan agar para pengurus dapat mengajak masyarakat berperan aktif datang ke Posyandu terutama ibu yang punya balita maupun ibu hamil. Sehingga petugas dapat mendeteksi sejak dini munculnya kasus stunting tersebut.

“Peran ibu Kepala Desa (Kades) sebagai pioner atau ujung tombak kegiatan PKK di desa sangat penting dalam menggerakkan kadernya untuk menghidupkan Posyandu di desa untuk deteksi sejak dini terhadap kasus stunting di wilayahnya,” terang Fani.

Untuk memerangi stunting, dia minta ibu Camat sebagai pembina PKK Kecamatan harus pro aktif mengajak bisa ibu Kades melakukan sosialisasi pencegahan stunting dengan mengaktifkan kegiatan Posyandu.

“Kita butuh laporan kegiatan tiap pokja PKK sebagai bahan evaluasi. Sehingga dari hasil evaluasi itu kita bisa mereview permasalahan dan mencari solusi agar kasus stunting dapat ditekan, ” jelasnya.

Sementara itu Kasi Prokes Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Eni Widowati sebagai narasumber memaparkan, peran serta semua elemen masyarakat terutama peran Tim PKK mulai tingkat kabupaten, Kecamatan hingga desa sangat diperlukan untuk memerangi stunting tersebut.

“Kegiatan Posyandu cukup vital untuk mengetahui kasus stunting sejak dini, karena dengan melihat hasil berat badan maupun gizi balita serta pendidikan dan pengetahuan kepada pasangan muda yang sedang hamil untuk diberikan pemahaman bagaimana saat menjaga kehamilan dan asupan gizi yang diperlukan sehingga pada saat melahirkan kondisi bayi lahir dengan sehat,” terang Eni.

Penyebab stunting menurut eni karena pengetahuan ibu yang kurang memadai. Mengingat sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

“Untuk menekan stunting di Kabupaten Sampang salah satu caranya adalah memburu ibu hamil untuk diberikan pemahaman bagaimana menjaga kandungan dengan memberikan nutrisi yang baik sehingga jika lahir janin dalam kondisi sehat. Selain itu masyarakat juga menjaga pola hidup sehat,” paparnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil evaluasi jumlah penderita stunting di Sampang tahun 2018 sampai 2019 ada peningkatan semula 10 desa menjadi 17 desa.

Namun Plt Dinas Kesehatan Sampang Agus Mulyadi, berpendapat lain terkait jumlah kasus stunting tersebut, ia berkilah bahwa bukan ada peningkatan kasus stunting akan tetapi intervensinya perluas agar Sampang bebas stunting secara keseluruhan. (tricahyo/her)