PETAJATIM.co, Sampang – Rencana Petronas Carigali Indonesia yang akan melaksanakan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Hidayah -1 PC Nort Madura II Ltd di 6 kilometer dari tepi pantai utara tepatnya di Kecamatan Banyuates, mendapat respon positif dari masyarakat nelayan setempat.
Usai mengikuti kegiatan sosialisasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) di Pendopo Trunojoyo beberapa hari lalu, sejumlah kelompok nelayan yang tergabung dalam perkumpulan kelompok nelayan kecamatan tersebut mengadakan musyawarah di Desa Banyuates, Sabtu malam (19/9/2020).
Musyawarah tersebut membahas prihal dampak yang akan ditimbulkan dari adanya kegiatan pengeboran sumur baru eksplorasi Migas di tengah laut, dan juga mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari perusahaan asal Malaysia itu.
Nelayan di wilayah tersebut berharap agar penyaluran bantuan CSR dari Petronas Carigali tepat sasaran dan betul-betul di rasakan oleh masyarakat nelayan yang terdampak.
Wakil Ketua perkumpulan kelompok nelayan kecamatan Banyuates Suprapto mengatakan, nelayan yang ikut kegiatan musyawarah merupakan nelayan dari Desa Nepa, Batioh, Masaran, Banyuates dan Jatra Timur.
Secara garis besar semua nelayan di wilayah Banyuates mendukung rencana kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Hidayah -1 yang akan dilaksanakan Petronas Carigali (PC) Nort Madura II Ltd.
Namun demikian, Pihaknya meminta agar perusahaan bisa memberikan perhatian kepada para nelayan yang terdampak aktivitas pengeboran minyak. Yakni dengan menjalankan program pemberdayaan nelayan seperti bantuan CSR dan semacamnya.
“Hasil dalam musyawarah ini memutuskan bahwa kami mendukung rencana pengeboran itu. Dengan catatan, Petronas bersedia memberikan CSR nya, jika tidak, maka kami akan menolak kegiatan pengeboran,” katanya.
Pria 54 tahun itu mengatakan, keberadaan CSR harus lebih memperhatikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang, kontribusi nyatanya itu bertujuan untuk pengembangan dan pemberdayaan nelayan.
Ia menyampaikan, adanya CSR Petronas seperti penggemukan sapi dinilainya masih belum berpihak pada kebutuhan masyarakat nelayan. Namun begitu, ke depan pihaknya berharap program CSR Petronas lebih memerhatikan kebutuhan dan berhubungan dengan usaha nelayan.
“Nelayan di sini menginginkan CSR Petronas itu bisa berupa alat tangkap ikan, seperti perahu atau kapal, jaring ikan, alat keselamatan berlayar dan semacamnya. Sehingga usaha kami bisa lebih maju dan berkembang,” tuturnya.
Suprapto berharap agar perusahaan Petronas bisa mewujudkan permintaan nelayan di Banyuates. Sehingga bisa terjalin hubungan dan komunikasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
“Kami berharap agar Pemkab Sampang bisa membantu memfasilitasi permintaan nelayan kepada Petronas. Sebagai rakyat kecil tentu kami berharap banyak kepada pemerintah selaku pemangku kebijakan,” ucapnya.
Sementara itu, Kabag Perekonomian Pemkab Sampang Juwaini mengaku, pihaknya akan menampung semua aspirasi atau permintaan dari masyarakat nelayan di Banyuates dan akan menyampaikannya kepada pihak Petronas.
“Program CSR Petronas di 2019-2020 memang tidak melibatkan nelayan. Tapi untuk tahun 2021 dan seterusnya nelayan akan dilibatkan mulai dari penyusunan perencanaan hingga realisasi bantuan,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggaran CSR Petronas Tahun 2020 sebesar 130 ribu USD atau sekitar Rp 1,9 miliar. CSR akan dialokasikan di delapan Desa yang tersebar di tiga Kecamatan di Pantura. yakni Desa Nepa, Batioh, Banyuates Kecamatan Banyuates.
Kemudian, dua desa di Kecamatan Ketapang yakni Desa Ketapang Daya dan Ketapang Barat, dan terakhir di Kecamatan Sokobanah meliputi desa Sokobanah daya, Tamberu Barat dan Tamberu timur.
Penulis : Zainal A
Editor : Heru