PENDIDIKAN

10 Siswa SMP 1 Camplong Dihajar Hingga Babak Belur oleh Oknum Guru

672
×

10 Siswa SMP 1 Camplong Dihajar Hingga Babak Belur oleh Oknum Guru

Sebarkan artikel ini
Salah seorang wali murid tengah menemui Kepala Sekolah SMP 1 Camplong.

PETAJATIM.co, Sampang – Dunia Pendidikan Kabupaten Sampang tercoreng oleh ulah oknum guru SMP 1 Camplong yang melakukan pemukulan terhadap siswa Kelas VII.

Mirisnya terduga pelaku pemukulan adalah oknum guru yang juga mengajar di sekolah itu saat aktivitas belajar mengajar sedang berlangsung pada Kamis (10/09/2021). Saat itu, ada sekitar 10 orang siswa yang dihajar oleh oknum guru tersebut.

Peristiwa kekerasan yang diterima para siswa tersebut terjadi karena mereka diduga membuat kegaduhan dalam kelas.

Tiba-tiba oknum guru tersebut melakukan pemukulan kepada para siswa hingga memar dan benjol di kepala. Tak hanya itu, para siswa pun dijemur di lapangan lingkungan sekolah.

Tak terima atas perlakuan itu, sejumlah orangtua siswa mendatangi pihak sekolah. Langkah tersebut dilakukan agar aksi pemukulan atau kekerasan dalam dunia pendidikan tidak terulang kembali.

Umar Faruq orang tua salah seorang korban, mengaku kaget saat putrinya dianiaya oleh oknum guru di sekolah hingga babak belur. Ia tak pernah menyangka oknum guru itu tega memukul anaknya sampai membengkak.

“Mungkin dia temperamental karena bukan anak saya saja yang di pukul tapi ada sekitar 10 siswa. Profesi seorang guru kan seharusnya digugu dan ditiru, masak tindakannya seperti itu,” ujarnya saat mendatangi SMP Negeri I Camplong, Jumat (10/09/2021).

Dirinya mengetahui kejadian itu, ketika anak perempuannya pulang ke rumah dalam keadaan menangis. Setelah ditanya, ia meneritakan secara gamblang bahwa oknum guru di sekolahnya telah memukul dirinya.

“Putri saya awalnya tidak cerita, mungkin takut. Tapi akhirnya dia ngaku jika sudah dipukul oleh gurunya,” imbuhnya.

Dirinya menyesalkan dengan terjadinya kasus pemukulan terhadap putrinya tersebut. Ia berharap, tindak kekerasan tak terjadi di sekolah lagi. Ia heran putrinya mendapat perlakuan seperti itu.

“Kami terpaksa mendatangi pihak sekolah karena jengkel. Sebab, oknum guru ini tidak hanya sekali main pukul siswanya. Ada sejumlah siswa yang juga pernah dipukulnya,” sesal Umar.

Diakhir pembicaraan, Umar pun meminta agar guru yang bersangkutan mengubah sikapnya kepada anaknya maupun siswa lain. Ia mengaku pemukulan yang dilakukan oknum guru itu jangan sampai kembali terjadi ke siswa lain.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri I Camplong Shilabuddin Tiham mengaku belum mengetahui peristiwa itu. Ia menyayangkan adanya kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oknum guru.

Dirinya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada para orang tua siswa yang sudah mendatangi sekolah untuk menyampaikan keluhan atas adanya aksi kekerasan yang menimpa anaknya.

“Baru sekarang kita tahu setelah adanya keluhan dari orang tua siswa, seharusnya persoalan itu kita harapkan siswa menginformasikan ke pihak sekolah,” ujarnya.

Atas kejadian itu, dirinya mengimbau kepada seluruh guru untuk menjaga emosi dalam mengajar. Apabila ingin menghukum siswa, ia meminta agar guru memberikan hukuman dengan unsur mendidik dan bukan dengan kekerasan apalagi terhadap siswa perempuan.

“Tidak pantas seorang tenaga pendidik melakukan kekerasan terhadap anak didik, apalagi terhadap siswa perempuan,” paparnya.

Menurutnya, pada pendidikan zaman sekarang tenaga pendidik sudah tidak dibenarkan lagi menerapkan kekerasan terhadap siswa, walaupun dengan maksud mendisiplinkan.

“Seorang guru harus memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Tidak diperbolehkan sang guru menggunakan cara-cara kekerasan dalam mendidik murid-muridnya,” sesal Shilabuddin.

Terkait sanksi apa yang akan diberikan kepada oknum guru tersebut, Shilabuddin mengaku masih akan merapatkan secara intens dengan pihak sekolah. Meski demikian, dia berharap kasus seperti ini tidak terulang lagi.

“Secepatnya kita akan lakukan pertemuan dengan guru bersangkutan untuk membahas persoalan ini,” pungkasnya.

Penulis          : Tricahyo
Editor.            :  Heru