LINGKUNGAN

Desa Labuhan Sreseh Kembangkan Wisata Edukasi Hutan Mangrove

381
×

Desa Labuhan Sreseh Kembangkan Wisata Edukasi Hutan Mangrove

Sebarkan artikel ini
Wisata edukasi hutan mangrove di Desa Labuhan, Sreseh untuk menarik minat wisatawan.

PETAJATIM.co, Sampang  – Kemunculan program pengembangan Desa Wisata mendorong Pemerintah Desa di Indonesia untuk terus berinovasi mengembangkan destinasi atau objek wisata di Desanya.

Pengembangan Desa Wisata ini juga di Lakukan oleh salah satu Desa di Kabupaten Sampang. Konsep Wisata Edukasi Hutan Mangrove menjadi Langkah Pemerintah Desa (Pemdes) Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, memperkenalkan keindahan Desa dan budaya Masyarakat setempat.

Menurut Konseptor dan Pengembang Wisata Edukasi Mangrove, Deasy Yumna Sari mengatakan,  keberadaan Wisata Edukasi Desa Melalui hutan mangrove sekaligus mengajak masyarakat untuk sadar wisata dan  kemudian mengetahui dampak, serta manfaat wisata bagi ekonomi Desa.

“Konsep wisata edukasi mangrove itu bertujuan untuk mengenalkan beberapa informasi  seperti sejarah, budaya dan potensi desa,” ungkapnya, Kamis (12/08/2021).

Kemudian Ia menjelaskan, tidak banyak orang yang mengetahui fungsi pohon bakau atau manfaat bagi kehidupan manusia khususnya masyarakat pesisir pantai , selain sebagai pemecah ombak mangrove juga berfungsi menahan air laut ketika pasang.

“Jadi kita harus menjaga kelestarian hutan Mangrove tersebut,”tegasnya.

Dirinya  menyebutkan Wisata yang diberi Nama Wisata Bakau Labuhan Manis (WBLM) itu diberdayakan sebagai sarana mempromosikan produk hasil olahan Mangrove khas Desa, diantaranya Kopi, dan Produk kecantikan dari Mangrove.

“Minat Kunjungan Wisatawan selalu ada, moment itu merupakan peluang untuk mengenalkan produk dan potensi desa ke masyarakat Luar” paparnya.

Dalam wawancara khusus Petajatim.co, melalui  Whastapp, Deasy menjelaskan , kemajuan Sektor Pariwisata sangat berpengaruh dari kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dan terlatih.

Sehingga, Menurut Deasy, Peningkatan SDM juga perlu dilakukan agar tercipta pelayanan wisata yang dapat memberikan rasa percaya serta kesan baik bagi wisatawan asing atau lokal.

Adapun Deasy menceritakan konsepnya tentang local Living Tourism yang mengangkat kegiatan wisata dari  kehidupan sehari – hari masyarakat lokal.

Pengalaman deasy sebagai Tour Guide  internasional dan domestik selama 16 tahun, Menjelaskan bagaimana Wisatawan asing ingin mendapatkan pengalaman wisata yang tidak dapat dirasakan di Negara asalnya

“Mengajak turis mancanegara memandikan sapi atau ngarit lebih berkesan untuk mereka dari pada datang ketempat mewah. Jadi apapun yang ada didesa bisa jadi wisata, tidak harus membangun sesuatu yang besar melainkan membangun rasa cinta kepada desanya itu lebih penting,” pungkasnya.

Penulis.           : Tricahyo
Editor.              : Heru