PENDIDIKAN

Disdik Sampang Larang Sekolah Laksanakan KBM Tatap Muka – Kelompok

1178
×

Disdik Sampang Larang Sekolah Laksanakan KBM Tatap Muka – Kelompok

Sebarkan artikel ini
Kabid Pembinaan SD Disdik Sampang Achmad Mawardi saat ditemui di ruang kerjanya

PETAJATIM.co, Sampang – Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten Sampang melarang seluruh sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka langsung pada tahun ajaran baru 2020-2021 mengingat Kota Bahari masih berstatus zona orange penyebaran Covid-19.

Kabid Pembinaan SD Disdik Sampang Achmad Mawardi mengatakan, lembaganya tetap memberlakukan pembelajaran sistem online atau dalam jaringan (daring) untuk semua satuan pendidikan. Tanpa terkecuali, baik sekolah negeri maupun swasta.

Atas dasar itu, pihaknya tidak ingin keselamatan anak didik atau siswa menjadi taruhan jika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara tatap muka langsung.

“Untuk pelaksanaan pembelajaran kita tetap berpedoman pada surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Jadi sekolah tidak boleh melaksanakan KBM secara tatap muka apapun bentuknya, mau itu kelompok dan semacamnya,” kata Mawardi, Selasa (21/07/2020).

Ia mengatakan, jika ada pihak sekolah yang tetap melakukan kegiatan belajar secara langsung maka hal itu termasuk pelanggaran berat. Instansinya sudah menyiapkan surat teguran kepada pihak sekolah yang melanggar ketentuan tersebut.

Disdik Sampang, sambungnya, sudah pernah merencanakan konsep pembelajaran metode kelompok dengan jumlah siswa lima orang. Tapi rencana itu tidak disetujui oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sampang.

“Kita sudah kumpulkan seluruh kepala sekolah baik negeri maupun swasta soal ketentuan ini. Akan kita tegur kalau memang ada yang melanggar,” tegas Mawardi.

Wawang menyampaikan, saat ini metode pembelajaran yang paling memungkinkan untuk dilakukan hanyalah jarak jauh, daring dan luring (luar jaringan).

“Pembelajaran luar jaringan memperbolehkan guru mendatangi siswa ke rumah masing-masing, bukan mengumpulkan siswa di satu tempat,” kata dia.

Menurutnya, pembelajaran daring tentunya tidak mengutamakan pada pencapaian target secara keseluruhan yang ditetapkan dalam kurikulum.

Namun lebih mengutamakan pada pendidikan karakter, keterampilan, tanggung jawab dan pembentukan akhlak yang baik melalui pembiasaan baik yang dilakukan di rumah.

“Perlu ada kerja sama yang baik antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua, sehingga semua hambatan atau kendala yang terjadi bisa diselesaikan secara bersama-sama,” pungkasnya. (nal/her)