petajatim.co, Sampang – Kapolres Sampang, AKBP Didit Bambang Wibowo Saputra menegaskan bahwa kasus ambruknya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Samaran, Kecamatan Tambelangan, mulai ditingkatkan dari tahap lidik (penyelidikan) kini sudah dinaikkan menjadi tahap sidik (penyidikan).
“Kasus tersebut menjadi atensi saya sebagai Kapolres untuk mengusut tuntas penyebab ambruknya SDN 2 Samaran. Karena mengakibatkan proses belajar mengajar siswa disekolah tersebut menjadi terganggu,” jelas Didit, Selasa (21/1/2020).
Ia mengungkapkan, pihaknya telah memanggil tiga orangĀ saksi untuk dimintai keterangan, terkait robohnya bangunan SDN 2 Samaran tersebut. Setelah statusnya ditingkatkan dari lidik ke sidik baru akan ditetapkan tersangka.
“Dalam waktu dekat kita pasti akan menetapkan satu atau dua tersangka. Termasuk juga apa penyebab ambruknya sekolah tersebut,” tegasnya.
Selain memeriksa 3 saksi, pihaknya juga telah memanggil saksi ahli untuk dimintai pendapatnya untuk memperkuat proses identifikasi yang telah dilakukan petugas di tempat kejadian perkara. Sehingga dapat mengetahui apa penyebabnya sekolah itu ambruk dengan anggaran sebesar Rp 150 juta bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) 2017 yang dikerjakan oleh CV Hikmah Jaya.
“Setelah semua saksi dimintai keterangan, apabila sudah terpenuhi unsur perbuatannya. Baru nanti kita akan ungkap siapa sebagai pelaku utama kasus ambruknya sekolah itu,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, Kepala SDN 2 Samaran, Retno Dijah Wijayanti mengatakan, ruang kelas yang atapnya ambruk itu merupakan kelas IV dan V. Sudah lama pihaknya mengaku was-was dengan kondisi ruangan itu, sebab semakin lama struktur atap reot dan turun kebawah.
Retno mengungkapkan, guru dan siswa yang belajar di kelas itu sering mendengar bunyi kayu reot terutama saat ada angin kencang, Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kelas itu dikosongkan, dan KBM dipindah ke ruangan lain. (tricahyo/her)