UKM

Kembangkan Kerajian Batik Tulis, Pemkab Sampang Ajukan 8 Motif Hak Paten Merk

192
×

Kembangkan Kerajian Batik Tulis, Pemkab Sampang Ajukan 8 Motif Hak Paten Merk

Sebarkan artikel ini
Ketua TP PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin (kiri) didampingi Ketua TP PKK kabupaten Sampang Hj. Mimin Slamet Junaidi (kanan) menunjukan motif batik ringkel di Pendopo

petajatim.co, Sampang – Kerajinan batik tulis Sampang makin mengeliat, bahkan delapan motif sudah diakui konsumen. Sehingga Pemkab mengambil langkah dengan mengajukan hak paten untuk mengamankan merk batik tersebut.

Delapan motif yang akan dipaternkan tersebut antara lain, motif Trunojoyo, Kelampok, Sekar Jagad, Carcenah, Daun Mengkudu, Pendopo, Manuk Tetteng, dan motif Ringkel.

Kabid Perindustrian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang, Imam Rizali mengatakan, industri kerajinan batik di Sampang saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang ada di dinasnya, jumlah kelompok pengrajin batik bertambah setiap tahunnya.

“Ada 10 kelompok pengrajin batik yang selama ini esksis memproduksi batik dengan kualitas bagus. Yakni, kelompok Al Komari di Desa Sejati, Indo Busana, Desa Prajjan, Kecamatan Camplong, serta Nafa Brother, Desa Montor dan Rizquna, Desa Jatra Timur, Kecamatan Banyuates,” jelas Imam Rizali, Rabu (2/9/2019).

Ia menambahkan, kelompok Al Barokah di Desa Pao Pale Daya, Kecamatan Ketapang; Batik Kotah I dan Batik Kotah II, Kecamatan Jrengik, Mandatik, Pulang Mandangin. Sementara, kelompok pengrajin di Kecamatan Kota yaitu Slempang dan Sekar Tanjung.

“Pengajuan hak paten merk bertujuan agar motif batik Sampang tidak diklaim sebagai produk daerah lain,” katanya kepada petajatim.co.

Menurut dia, secara umum batik di Kota Bahari masih mempertahankan motif batik Madura. Mulai dari segi gambar dan pewarnaan, karena dikenal dengan warna merah, biru dan kuning.

“Warna itu menjadi ciri khas batik Sampang. Kalau tidak di warna dasar biasanya terletak di motif atau gambarnya,” terangnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, motif batik terbaru ialah batik ringkel, diproduksi dengan teknik atau metode bias dengan tetap menonjolkan motif, warna, dan kualitas produk. Bahkan pengrajin Sampang yang pertama kali memproduksi di Indonesia, sudah ditetapkan sebagai produk unggulan Sampang.

Pihaknya membentuk dua desa/ kampung batik ringkel. Yakni, di desa Sejati Kecamatan Camplong; dan desa Jatra Timur, Banyuates. Dipilihnya Camplong dan Banyuates sebagai wilayah batik ringkel bertujuan untuk menyaingi pemasaran batik gentongan, kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, dan batik abstrak asal Pamekasan.

Dalam upaya mengembangkan industri kerajinan batik tulis tersebut, Pemkab mengadakan pembinaan pelatihan dengan mengelontorkan anggaran sebesar Rp 200 juta setiap tahun. Program itu, lanjut dia, bekerja sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta.

Sementara, untuk pemasaran lembaganya menggunakan brand ambassador ternama di Yogyakarta. Apalagi, Bupati H Slamet Junaidi menargetkan pemasaran batik Sampang bisa menembus pasar nasional bahkan diharapkan merambah pasar Internasional.

“Kami juga menggelar lomba desain atau motif batik. Ada sekitar delapan motif terbaru yang akan diproduksi dan diajukan hak paten merk,” pungkasnya. (nal/her)