KESEHATAN

Ketua IDI Sampang Imbau Jaga Lingkungan Tetap Bersih Agar terhindar Dari Wabah DBD

32
×

Ketua IDI Sampang Imbau Jaga Lingkungan Tetap Bersih Agar terhindar Dari Wabah DBD

Sebarkan artikel ini
Ketua IDI Sampang sekaligus Kepala Puskesmas Banyunyar, dr Indah Nur Susanti

petajatim.co, Sampang – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya meningkat saat memasuki musim hujan. Faktor utama menyebarnya wabah yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti itu adalah pola prilaku masyarakat untuk menjaga lingkungannya.

Kepala Puskesmas Banyuanyar, Indah Nur Susanti, menyampaikan, untuk menghindari serangan wabah DBD ketika musim hujan tiba, ia mengimbau masyarakat agar bisa mengelola lingkungan dengan baik. Termasuk pula peran serta aparat desa, pengurus RT dan RW menggerakan warganya bersama-sama menggalakkan kerja bakti, supaya lingkungannya bersih dari tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.

“Selama musim hujan siklus perkembangbiakan nyamuk semakin pesat. Biasanya jentik nyamuk akan tinggal di kaleng bekas, plastik kresek, tanaman hidropolis, wadah minum burung, tandon air. Tempat tersebut merupakan sarang jentik nyamuk berkembang biak, sehingga harus digalakkannya kegiatan kerja bakti ditingkat desa, kelurahan, RTdan RW, pengelolaan lingkungan akan bersih dengan cara 3 M ( Menguras, Menutup dan Mengubur), ” jelas Indah, Kamis (2/1/2020).

Dengan mengelola lingkungan yang baik bisa menekan penyakit demam berdarah (DB) dan yang paling penting menjaga lingkungan rumah. Jangan lupa menguras bak mandi 1 minggu sekali, jangan menggantung baju kotor, tanaman pot hiasan airnya harus sering diganti. Karena tempat tersebut tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

“Nyamuk aedes aegypti merupakan nyamuk elit artinya nyamuk tersebut perkembangbiakannya ditempat tempat air bersih. Untuk itu sering menguras bak mandi agar nyamuk tersebut tidak berkembang biak, selain itu menebar bubuk Abate, memelihara ikan preadator dari jentik nyamuk seperti ikan cupang,” ucapnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Cabang Sampang itu menambahkan, upaya fogging atau penyemprotan yang selama ini dilakukan bukan merupakan solusi utama dalam melakukan pencegahan DBD. Karena tindakan fogging tersebut hanya membunuh nyamuk dewasa saja sedangkan jentiknya tidak terbunuh.

Jika seseorang mengalami gejala DBD seperti tubuh lemas, demam, ruam dan nyeri sendi, maka dianjurkan untuk segera melakukan pengecekan labolatorium. Karena gejala DBD berlangsung selama enam hari, dimana trombosit mengalami penurunan dan  hasil labolatorium akan keluar setelah tiga hari pengujian, apakah yang bersangkutan memang terkena DBD atau tidak.

“Kalau dinyatakan DBD, maka harus dilakukan perawatan secepatnya, agar mendapat tindakan dari dokter. Saya menyarankan kepada pasien DBD untuk banyak meminum air dan banyak istirahat di tempat tidur. Jangan lupa untuk meminum banyak cairan dan juga makan buah-buahan,” pungkasnya. (tricahyo/her)