DAERAHJAWA TIMUR

Proyek Plengsengan Program Pokmas di Sreseh Sampang Dinilai Bermasalah

208
×

Proyek Plengsengan Program Pokmas di Sreseh Sampang Dinilai Bermasalah

Sebarkan artikel ini
Kondisi bangunan plengsengan di Desa Noreh Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang yang dibangun dari anggota dana hibah pemerintah provinsi Jawa Timur tahun 2023.

PETAJATIM.CO || Sampang – Proyek pembangunan plengsengan atau tembok penahan tanah (TPT) di Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang menuai sorotan. Pasalnya, proyek yang baru dibangun Maret lalu itu dinilai bermasalah.

 

Pantauan di lapangan Senin (10/6/2024), proyek yang berlokasi di dusun Taming itu mulai menampakan sejumlah kerusakan. Bangunan di sebelah selatan terlihat hancur berantakan dan banyak ditemukan keretakan di sejumlah titik.

 

Berdasarkan papan nama yang ada di lokasi, proyek tembok penahan tanah itu dibiayai dari dana hibah pemerintah provinsi Jawa Timur tahun anggaran (TA) 2023. Proyek itu dikerjakan oleh kelompok masyarakat (Pokmas) Barisan Cipta Mulia.

 

M. As’ari, Aktivis masyarakat Desa Noreh, mengatakan bahwa proyek plengsengan ini baru saja dibangun dan rampung pada Maret 2024. Namun, dirinya heran melihat kondisi bangunan yang cepat rusak. Padahal plengsengan bukan dibangun di aliran sungai. Tapi, di sepadan jalan, sehingga tidak ada aliran air deras yang bisa menyebabkan bangunan cepat rusak.

 

“Sekarang sudah banyak yang rusak, kuat dugaan kerusakan disebabkan faktor kualitas. Sebab, baru beberapa bulan, plengsengan itu sudah banyak rusak,” ujarnya.

 

Dia menilai kondisi bangunan yang sudah rusak itu menjadi cerminan dari kualitas pengerjaan yang kurang baik. Apabila kualitas pengerjaan bagus, tentu bangunan tidak akan mudah rusak.

 

Selain faktor kualitas pengerjaan yang kurang baik, kata As’ari, pihaknya menduga jika proyek plengsengan itu tumpang tindih dengan bangunan yang sudah ada sebelumnya.

 

“Sebelumnya di situ sudah ada bangunan plengsengan di sisi kanan dan kiri jalan. Tapi kemudian diperbaharui atau dipoles ulang dan diklaim sebagai pekerjaan pokmas tersebut. Artinya, ada anggaran yang tidak direalisasikan,” kata As’ari.

 

Sementara itu, Irul, pelaksana proyek mengatakan bahwa proyek plengsengan tersebut merupakan program dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2023. Volume pengerjaan proyek tersebut sepanjang 178 sampai 179 meter.

 

“Rusaknya itu karena terlindas mobil pikep. Bukan karena kualitas pengerjaan, kalau soal anggarannya itu saya tidak tahu, karena itu bukan proyek saya, saya hanya ngesub pekerjaannya saja,” katanya.

 

Irul juga membantah dugaan kalau proyek tersebut tumpang tindih dengan bangunan lama. Dia bilang kalau bangunan lama yang diperbaharui itu hanya tambahan dan tidak masuk dalam item pekerjaan proyek.

 

“Tidak ada bangunan yang tumpang tindih, untuk bangunan plengsengan yang di sisi kanan atau barat jalan tu memang sudah ada dari dulu dan sengaja diperbaharui supaya terlihat lebih bagus,” ujarnya.