NASIONAL

Revitalisasi BUMN Perkebunan Salah Satu Solusi Atasi Resesi Nasional

222
×

Revitalisasi BUMN Perkebunan Salah Satu Solusi Atasi Resesi Nasional

Sebarkan artikel ini
Harvick Hasnul Qolbi, Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Oleh: Harvick Hasnul Qolbi, Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

PETAJATIM.co, Jakarta – Dalam situasi dunia yang semakin terpuruk akibat pandemic Covid 19, sebenarnya kita punya sektor yang mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional di saat resesi ekonomi global, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan dan asetnya.

Sayangnya, selama ini sektor tersebut tidak dikelola dengan baik sehingga terjadi kesalahan pengelolaan yang antara lain disebabkan:

  1. Kesalahan manajemen yang terjadi pada kurun 10-15 tahun yang lalu telah mengakibatkan : a. hutang jangka panjang dan jangka pendek kepada perbankan mendekati Rp 60 triliun, b. hutang non perbankan termasuk kepada karyawan, pensiunan hingga mencapai triliunan rupiah. c. kelebihan pegawai sehingga produktivitas per pegawai sangat rendah. d. produktivitas komoditi yang dihasilkan dibawah standar minimal seperti sawit, karet, teh dan lain-lain.
  2. Strategi perusahaan tidak mengantisipasi perubahan lingkungan sehingga beberapa komoditi yang terdesrupsi namun masih menjadi bisnis utama seperti komoditi karet.
  3. Masalah legalitas lahan perkebunan telah menjadi ancaman serius karena disamping tuntutan dari program reforma agraria, juga masih banyaknya lahan perkebunan yang tidak memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (HGU), sudah berakhir namun tidak diperpanjang.
  4. Lemahnya penguasaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga komoditi yang dihasilkan lebih banyak dimainkan oleh broker dan bersifat kartel.
  5. Lemahnya inovasi dan kreatifitas dalam meningkatkan nilai komoditi/produk yang dihasilkan.

Dengan demikian, menurut hemat saya strategi penyelesaian masalah yang terjadi ditubuh PT Perkebunan Nusantara II (PTPN) salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang agribisnis perkebunan tersebut adalah :

  1. Jika Holding Perkebunan dipertahankan maka perlu dilakukan cluster PTPN, PT Perkebunan Nusantara, dengan rincian : a. cluster PTPN dengan bisnis komoditi yang untung, b. cluster PTPN dengan bisnis komoditi dalam perbaikan untuk untung, c. cluster PTPN yang harus merubah bisnis.
  2. Perlu adanya pelepasan aset tetap (lahan) dari PTPN yang tidak prospektif lagi di komoditi seperti PTPN 2, 8, 9, 10 dan 11 untuk pengembalian pinjaman/utang perbankan atau non perbankan.
  3. Untuk yang masih mengandalkan komoditi maka komoditi yang bisa dipertahankan cukup sawit, teh, dan kopi.
  4. Perlu langkah diversifikasi komoditi yang massal untuk hortikultura (buah-buahan dan sayuran). PTPN bisa menjadi penghasil buah tropis terbesar di dunia.
  5. Bagi lahan yang sudah tidak efisien dan efektif lagi untuk komoditi perkebunan, perlu langkah perubahan bisnis inti, dari perkebunan ke kawasan industri, pariwisata dan lain-lain. Bisa di PTPN 8, 9, 11 dan 12.
  6. Perlu perubahan organisasi dan SDM karena yang ada sekarang tidak mencerminkan organisasi modern yang merangsang kreatifitas/inovasi.
  7. Perlu segera masuk kedalam industri pengolahan komoditi terutama sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
  8. Perlu meng-hire tenaga marketing kelas dunia agar komoditi yang dihasilkan meningkatkan value perusahaan. (red)